GARAM SEGENGGAM

GARAM SEGENGGAM

Adakah kalbuku hanya sebiji gelas
Sejak remaja, dewasa hingga warga emas
Kerana dalam menjana kulawargaku
Bagai setandang kelapa di pinggir grahaku
Rasa airnya ada tawar, ada payau, ada manis

Baru-baru ini aku mengunjungi guru tarekat
Di Mapattunggul-Rao, Sumatera Barat
Mualim mengusap rambutku lalu berkata:
Mana lenyapnya wajah syukurmu, usah hiba
Kerana di bumi Allah ini hidup indah belaka

Anakku, kata Mualim: ambilkan garam segenggam
Dan isikan ke dalam sebiji gelas berisi air suam
Kau sebatikan, dan minumlah, apakah rasanya?
Aduh, masin kelat pahit, perutku mual loya
Itukah menjadi masalah mengurus kulawarga?

Anakku, kata Mualim: tebarkan garam segenggam
Ke danau itu, kemudian airnya kau minum
Wahai guruku, air danau ini rasanya sejuk segar
Tidak pun rasa masin walau ditebarkan garam
Dan air liurku yang masin juga menjadi tawar

Wahai guruku,air danau ini sejuknya merayap azam
Anakku, kata Mualim: hidup kita bagai masin garam
Kalbu kita dijadikan Allah, bagai gelas atau danau
Dari itu kau pilih danau di kalbumu, itu qadar Allah
Redalah rezeki dariNya, bermunajat dan bersyukurlah

Sajak: Arisel Ba
4 Jun 2011,
Kuantan, Pahang

Artikel ditulis oleh RaimiSyazwan



Artikel Berkaitan

GO TO [ Pseudosupra Sitemap ]





No comments:

Post a Comment

I just wanted to thank you for visiting ♌¹³ Pseudosupra | aLife Blog and willing to read this entry. I appreciate it from the bottom of my heart. Keep in touch and for further concerns, please do not hesitate to give your comment for my future entry. Wish you a great day.

Regard & Much more respect ~ Raimi Syazwan Abdul Rashid

All Comments and criticism can be delivered via the comment space below.

linkreferral
Natang Ngoh