Rukun Iman Ke 6 | Percaya pada Qada dan Qadar


Rukun Iman Ke 6: Percaya pada Qada dan Qada
Percaya (iman) kepada Qada dan Qadar. Qada dan Qadar dalam pembicaraan sehari-hari disebut juga takdir.

Qada maksudnya ketentuan atau ketetapan Allah SWT yang belum terjadi. Bahkan Qada ini telah ditentukan sejak zaman azali (zaman sebelum diciptakannya alam semesta ini) dan ketentuan Allah ini tertulis di Loh Mahfuz

Qadar adalah ketentuan Allah yang sudah terjadi. Takdir merupakan Rahmat Allah dan tidak seorangpun yang dapat mengetahuinya. Takdir baru boleh diketahui setelah terjadi

Dengan mempelajari iman kepada takdir Allah diharapkan kita memperoleh banyak manfaat. Diantaranya adalah memperkuat iman di dalam dada dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Sabar, syukur dan tawakal serta menumbuhkan akan gairah (bersemangat) untuk berikhtiar. Sementara apa yang dimaksud dengan pengertian iman itu ?

Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :
Telah bersabda Rasulullah SAW  maksudnya :
"Beriman iaitu bahawa kamu percaya kepada Allah, para malaikanNya, kitab- kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir dan takdir yang baik maupun yang buruk. "
(Hadis Riwayat Muslim)

Sekarang bagaimana pula, itu setentang ketentuan baik dan buruk? Warna kulit kita, bangsa dan bahasa kita, tempat kelahiran kita adalah takdir Allah yang sudah tidak dapat diubah dan dihindari lagi. Kesemuanya itu diluar kemampuan kita. Inilah takdir dan ketentuan Allah SWT kepada kita. Inilah takdir Allah yang tetap dan sudah kita ketahui bersama.

Lantas bagaimana dengan orang yang berbuat baik dan orang yang berbuat jahat?

Apakah perbuatan mereka itu juga termasuk takdir Allah?

Dan apakah Allah yang menciptakan perbuatan atas manusia? Kalau begitu layakkah orang yang berdosa kerana takdir Allah mendapat seksa di neraka?

Jawabannya : Betul! Ini takdir Allah juga. Takdir yang satu ini belum kita ketahui dan belum kita lakukan. Bukankah kita tidak tahu apa yang akan kita kerjakan esok? Kalau kita tidak tahu apa yang akan kita kerjakan esok nanti, kenapa kita merancang untuk berbuat jahat?

Bukankah manusia diberi otak oleh Allah SWT untuk berfikir? Dengan otaknya manusia dapat memilih untuk mengerjakan perbuatan yang baik dan menghindari yang jahat. Jika ternyata manusia itu memilih berbuat jahat, bukankah itu namanya lari dari takdir yang baik?

Tidak boleh dikatakan bahawa orang yang berbuat jahat itu kerana memang ditakdirkan Allah berbuat jahat. Dan orang yang berbuat baik itu kerana memang ditakdirkan Allah berbuat baik. Jadi manusia itu diberi kebebasan untuk memilih. Apakah ia memilih jalan takwa atau jalan menuju dosa?

Sedangkan Allahlah yang mentakdirkan manusia untuk dapat melakukan sesuatu perbuatan misalnya seseorang yang telah bekerja dengan begitu bersungguh-sungguh. Berusaha dan berupaya sekuat tenaga dan fikiran dengan tidak mengenal penat siang dan malam terus saja bekerja. Tetapi hidupnya masih tetap saja miskin. Sebaliknya banyak orang yang mendapat keuntungan tanpa usaha yang sungguh-sungguh malahan dapat dikatakan hanya dengan berpangku tangan atau goyang-goyang kaki saja.

Tetapi kejayaan demi kejayaan diperoleh oleh mereka dan jadilah mereka orang-orang yang berjaya, orang-orang yang kaya. Mengapa? Kerana ini adalah Qada dan Qadar Allah SWT.

Miskin atau kaya adalah ujian Allah SWT, yang paling mulia di sisi Allah SWT adalah mereka yang lebih takwanya kepada-Nya. Jangan rasa bangga diri jika kalian dikurniakan   rezeki yang tiada disangka-sangka dan lumayan dan jangan risau jika kalian mengalami kesempitan hidup. Semuanya ada hikmah dan kebaikan yang ditentukan oleh Allah SWT.

Beriman kepada Qada dan Qadar tidak bermaksud kita pasrah menunggu nasib. Kerana kita tidak tahu apa yang akan terjadi atas diri kita bukan? Kerena kita tidak tahu maka seyogyanya yang kita harus lakukan adalah berusaha agar yang terjadi atas diri kita adalah hal-hal yang baik.

Allah memang telah menentukan nasib kita yaitu baik atau buruk. Tentunya kita berharap agar kita memperoleh yang baik dan terhindar dari yang buruk. Untuk itu kita harus berusaha. Maksudnya jika ingin menjadi orang pandai maka kita harus rajin belajar. Begitu pula jika kita ingin menjadi orang kaya maka kita harus  bekerja dan berusaha bersungguh-sungguh. Bukankah Allah dan RasulNya menyuruh kita agar bekerja bersungguh-sungguh.

Firman-Nya yang bermakasud :
“Dan katakanlah : Bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu.”

(Surah. at-Taubah ayat 105)

Sahabat yang dihormati,
Setelah berusaha hendaknya kita berdoa, memohon kepada-Nya agar apa yang kita cita-citakan (inginkan) menjadi kenyataan. Adapun dalam kehidupan sehari-hari kita harus menerima kenyataan bahawa Allah SWT menciptakan nasib manusia berbeda-beda. Ada yang menjadi pegawai, guru, petani, ahli perniagaan dan buruh kasar. Tidak mungkin manusia ditakdirkan semuanya mempunyai nasib yang sama. Jika semua manusia menjadi pegawai lantas siapa yang akan menanam padi di sawah?

Jadi sebagai insan beriman yang harus kita lakukan adalah bertawakal kepada Allah SWT. Berusaha dan berdoa meraih prestasi yang terbaik, sedangkan hasilnya kita serahkan kepada Allah SWT. Beriman kepadas Qada dan Qadar pastinya mempunyai pengaruh yang sangat besar pada kehidupan seorang mukmin yakni sebagai berikut : Keberanian pantang mundur dan tidak tunduk kepada kekuatan siapapun di dunia ini, dilindungi dari penyakit bangga diri sebab kita cuma mampu berusaha, sedangkan memberi kejayaan adalah Allah SWT, sabar dan tidak putus asa, tenang dalam mengarungi kehidupan sebab segala sesuatu berjalan sesuai takdir Allah.  

Dia Maha Mengetahui sementara manusia tidak mengetahuinya. Dan yang paling besar adalah pengaruh semangat dalam beramal, bekerja dan bertawakal kepada Allah SWT.

Firman Allah SWT dalam surat AN-Nisa ayat 78 maksudnya: 
“Dimanapun kamu berada kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan : 'Ini dari sisi Allah', dan jika mereka ditimpa suatu keburukan mereka mengatakan : 'Ini dari Engkau (Muhammad)' Katakanlah : "Semua (datang) dari sisi Allah. Maka kenapa orang-orang itu (munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)"? 
(Surah An-Nisa ayat 78)

 ¹³ - Honor & Respect
raimisyazwan signature

Artikel ditulis oleh RaimiSyazwan



Artikel Berkaitan

GO TO [ Pseudosupra Sitemap ]





No comments:

Post a Comment

I just wanted to thank you for visiting ♌¹³ Pseudosupra | aLife Blog and willing to read this entry. I appreciate it from the bottom of my heart. Keep in touch and for further concerns, please do not hesitate to give your comment for my future entry. Wish you a great day.

Regard & Much more respect ~ Raimi Syazwan Abdul Rashid

All Comments and criticism can be delivered via the comment space below.

linkreferral
Natang Ngoh